Sejarah Anime: Awal Kemunculan dan Perkembangannya di Indonesia

Film, Informasi128 Dilihat
banner 468x60

MEDIAONLINE.ID — Anime adalah kartun atau animasi bergaya Jepang yang saat ini dinikmati oleh masyarakat dunia. Melansir Encyclopedia Britannica, awalnya anime hanya direncanakan untuk pasar Jepang sendiri.

Beberapa referensi dari anime juga mengacu pada budaya unik dari Jepang. Lambat laun, penayangan anime merambah ke berbagai negara dan meraih populeritas, termasuk di Indonesia.

banner 336x280

Bahkan, anime menjadi salah satu tonggak dari budaya populer Jepang. Meski dikemas dalam bentuk kartun, anime bukan hanya ditujukan bagi anak-anak saja.

Beberapa tema anime bahkan ditujukan khusus untuk orang dewasa. Kini, anime menjadi salah satu bentuk budaya populer dari Jepang, bersama manga (komik Jepang), dorama (drama televisi Jepang), dan beberapa jenis musik Jepang.

Kemunculan anime di Jepang

Anime hadir di Jepang sejak awal abad ke-20, tepatnya pada 1907. Katsudo Shashin, adalah anime pertama dan tertua di dunia yang diproduksi Jepang.

Namun, tidak diketahui siapa pembuat anime berdurasi tiga detik itu. Sedangkan Jepang baru memproduksi anime secara serius pada 1917.

Kala itu, anime masih dikemas dalam animasi bisu dan tidak berwarna (hitam putih).

Para animator Jepang juga masih berupaya untuk mengembangkan pembuatan anime dengan berbagai teknik, yang terinspirasi dari animasi pendek buatan Perancis dan Amerika Serikat.

Perkembangan anime juga mengalami pasang surut di Jepang. Terlebih karena pengaruh Perang Dunia II serta gempa besar Kanto pada 1923, yang membuat anime sempat tersendat produksinya.

Pengaruh yang paling mendominasi adalah saat Perang Dunia II, karena membuat izin untuk penayangan anime di Jepang dipersulit.

Perkembangan anime di Jepang

Usai Perang Dunia II, untuk pertama kalinya ditayangkan film anime hitam putih berdurasi 74 menit pada 1945.

Judul film anime tersebut adalah Momotaro: Umi no shinpei, atau dalam bahasa Inggris berjudul Momotaro’s Divine Sea Warriors.

Film tersebut adalah garapan pihak tentara Jepang yang tujuan penayangannya sebagai propaganda pemerintah, yang dikemas dalam bentuk animasi.

Beberapa saat setelah masa perang, produksi anime lambat laun mulai bangkit. Salah satu produser film bernama Hiroshi terinspirasi untuk mulai memproduksi anime berwarna, setelah menonton film garapan Disney dari Amerika Serikat berjudul Snow White.

Akhirnya, pada 1965, Hiroshi mendirikan studio modern untuk pembuatan film anime berwarna yang sekarang dikenal sebagai Toei Animation.

Dalam sejarahnya, serial anime pertama berjudul Tetsuwan Atomu atau Astro Boy, ditayangkan di stasiun televisi Jepang pada 1 Januari 1963.

Astro Boy digarap oleh Osamu Tezuka, yang sebelum menjadi anime hadir dalam versi manga.

Kesuksesan Astro Boy membuat Osamu Tezuka dikenal dengan sebutan “God of Manga” atau “Dewa Manga.”

Sejak itu, anime semakin menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Hingga saat ini, anime meraih populeritas besar di berbagai negara.

Terutama dengan hadirnya serial anime berjudul Pokémon dan film anime Spirited Away.

Kemunculan anime di Indonesia

Pada sekitar 1970, TVRI, satu-satunya stasiun televisi Indonesia saat itu, menayangkan anime berjudul Wanpaku Omukashi Kum Kum.

Wanpaku Omukashi Kum Kum menjadi serial anime pertama yang ditayangkan di Indonesia.

Kemudian, pada 1991, stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, RCTI, menayangkan serial anime berjudul Doraemon.

Penayangan Doraemon melalui RCTI mendulang kesuksesan karena banyak digemari oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Sejak itu, stasiun-stasiun televisi swasta yang mulai didirikan, seperti SCTV dan Indosiar, juga ikut menayangkan berbagai serial anime.

Beberapa judul anime yang ditayangkan adalah Naruto, One Piece, Detektif Conan, Dragon Ball, Captain Tsubasa, Samurai X, Crayon Shinchan, Pokémon, Inuyasha, Bleach, Saint Seiya, Born to Cook, Magic Girls, Sailor Moon, dan banyak lainnya.

Penayangan anime di Indonesia memakai sistem dubbing, yang artinya suara asli berbahasa Jepang digantikan dengan bahasa Indonesia.

Dari dialog para tokoh sampai lirik lagu memakai sistem dubbing. Sayangnya, sejak 2008, penayangan anime dibatasi karena dianggap mengandung konten kekerasan dan pornografi.

Faktor penyebab anime diterima banyak negara

Beberapa faktor yang membuat anime diterima, baik di Jepang maupun di berbagai negara di dunia adalah sebagai berikut.

  • Jepang tidak tanggung-tanggung untuk menyuguhi seni dengan kreativitas tinggi dan kualitas yang baik
  • Anime mengandung berbagai unsur yang sesuai dengan kehidupan manusia, seperti perjuangan meraih mimpi, percintaan, hubungan manusia dengan alam, dan lain-lain
  • Anime memiliki aspek hubungan antar manusia, pekerjaan, dan spiritualitas

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *